Waktu Sholat - Hadits Nomor 128 Bulughul Maram
عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عَمْرِوٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا;
أَنَّ نَبِيَّ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( وَقْتُ اَلظُّهْرِ إِذَا
زَالَتْ اَلشَّمْسُ وَكَانَ ظِلُّ اَلرَّجُلِ كَطُولِهِ مَا لَمْ يَحْضُرْ
اَلْعَصْرُ وَوَقْتُ اَلْعَصْرِ مَا لَمْ تَصْفَرَّ اَلشَّمْسُ وَوَقْتُ صَلَاةِ
اَلْمَغْرِبِ مَا لَمْ يَغِبْ اَلشَّفَقُ وَوَقْتُ صَلَاةِ اَلْعِشَاءِ إِلَى
نِصْفِ اَللَّيْلِ اَلْأَوْسَطِ وَوَقْتُ صَلَاةِ اَلصُّبْحِ مِنْ طُلُوعِ
اَلْفَجْرِ مَا لَمْ تَطْلُعْ اَلشَّمْسُ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
وَلَهُ مِنْ حَدِيثِ بُرَيْدَةَ فِي
اَلْعَصْرِ: ( وَالشَّمْسُ بَيْضَاءُ نَقِيَّةٌ )
وَمِنْ حَدِيثِ أَبِي مُوسَى: ( وَالشَّمْسُ مُرْتَفِعَةٌ )
128. Dari Abdullah ibn Amr (r.a) bahwa Nabi Allah (s.a.w) pernah bersabda: “Waktu solat Dhuhur ialah apabila matahari telah condong, sedangkan bayangan seseorang sama dengan tingginya selagi waktu Asar belum tiba. Waktu solat Asar ialah selagi matahari belum menguning. Waktu solat Maghrib ialah selagi awan merah belum lenyap. Waktu solat Isyak ialah sampai dengan pertengahan malam yang pertengahan dan waktu solat Subuh ialah bermula dari fajar hingga matahari terbit.” (Diriwayatkan oleh Muslim) Muslim melalui hadis Buraidah sehubungan dengan waktu solat Asar menyebutkan: “Sedangkan matahari masih putih lagi bersih.” Dari hadis Abu Musa (r.a) disebutkan: “Sedangkan matahari masih tinggi.”
Makna Hadis
Sholat merupakan mikraj roh ke tingkatan yang tinggi dan
merupakan munajat kepada Allah Tuhan Yang Esa. Dengan melakukan sholat
seakan-akan kita berada di hadapan Tuhan Yang Maha Suci dan berkomunikasi
dengan Allah Yang Maha Besar. Sholat itu diawali dengan takbir dan diakhiri
dengan salam, manakala peraturannya pula terdiri dari rukuk dan sujud,
sedangkan zikir-zikirnya ialah tilawah (al-Qur'an), tasbih dan doa.
Sholat merupakan amalan yang dapat membedakan antara orang mukmin dengan orang kafir dan ia adalah rukun Islam yang kedua. Hisab amal yang dilakukan pada seorang manusia kelak pada hari kiamat adalah amal sholatnya. Azan disyariatkan untuk mengerjakan sholat dan untuk melaksanakan sholat maka dibangunkanlah masjid-masjid agar dapat menjadi tempat tumpuan kaum muslimin mendirikan sholat. Barang siapa yang mendirikannya (mengerjakannya) bererti orang itu mendirikan agama dan barang siapa yang meninggalkannya berarti orang itu termasuk orang yang merugi dan diserupakan dengan orang munafik, sedangkan orang yang mengingkarinya dinyatakan sebagai kafir. Syariat Islam telah menentukan waktu-waktu solat untuk kemudian dijaga dan sebagai isyarat yang menunjukkan keutamaannya.
Baca Juga : Hadits Tentang Tayammum - Ibanatul Ahkam
Fiqh Hadis
- Penjelasan untuk mengetahui waktu-waktu solat fardu yang lima waktu.
- Bersegera mengerjakan solat Asar di permulaan waktunya.
Periwayat Hadis
Buraidah ibn al-Hushaib ibn Abdullah al-Aslami, masuk Islam
sebelum perang Badar, tetapi beliau tidak mengikuti perang itu dan beliau turut
serta dalam Bai’at al-Ridhwan. Hadis yang diriwayatkannya berjumlah 164.
Riwayatnya diambil oleh Abu al-Malih 'Amir. Beliau tinggal di Madinah, lalu
pindah ke Basrah, kemudian ke Khurrasan karena menyertai pasukan perang untuk
menaklukkan kota tersebut. Beliau kemudian meninggal dunia di kota Khurrasan.
Beliau adalah sahabat yang meninggal dunia paling akhir di Khurrasan. Itu
terjadi pada tahun 62 Hijriah, pada masa pemerintahan Yazid ibn Mu'awiyah.
Artikel terkait : Salat jaminan moral seseorang