Penitipan Mani
Mempunyai momongan atau anak merupakan dambaan setiap pasangan suami istri. Maka, segala usaha akan dilakukan untuk mencapai hal tersebut. Bahkan, ada sebagian suami yang terpaksa menitipkan benihnya pada rahim wanita lain karena adanya masalah pada rahim sang istri.
Pertanyaan
Bagaimana hukum menitipkan benih laki-laki pada rahim wanita lain disebabkan rahim sang istri bermasalah?
Jawaban
Hukumnya haram karena memasukkan benih seorang laki-laki pada wanita lain yang tidak halal untuk disetubuhi termasuk kategori zina.
Baca juga : Menikah Tanpa Restu Orang tua
Referensi
الفقه الإسلامي وأدلته (٥٥٢/١٣) - التَّلْقِيْحُ الصَّنَاعِي : هُوَ اسْتِدْخَالُ الْمَنِيِّ لِرَحِمِ الْمَرْأَةِ بِدُوْنِ جماع. فَإِنْ كَانَ بِمَاءِ الرَّجُلِ لِزَوْجَتِهَ، جَازَ شَرْعًا، إِذْ لَا تَحْذُورَ فِيْهِ، بَلْ قَدْ يُنْدَبُ إِذَا كَانَ هُنَاكَ مَانِعُ شَرْعِيٌّ مِنَ الْإِنْصَالِ الْجِنْسِيَّ وَأَمَّا إِنْ كَانَ بِمَاءِ رَجُلٍ أَجْنَيَّ عَنِ الْمَرْأَةِ، لَا زُوَاجَ بَيْنَهُمَا، فَهُوَ حَرَامٌ؛ لِأَنَّهُ بِمَعْنَى الزِّنَا الَّذِي هُوَ إِلْقَاءُ مَاءِ رَجُلٍ فِي رَحِمِ امْرَأَةٍ، لَيْسَ بَيْنَهُمَا زَوْجِيَّةٌ. وَيُعَدُّ هَذَا الْعَمَلُ أَيْضًا مُنَافِيًا لِلْمُسْتَوِي الْإِنْسَانِي، وَمُضَارِعًا لِلتَّلْقِيْحِ فِي دَائِرَةِ النَّبَاتِ وَالْحَيَوَانِ.