Walau Dicacimaki, Tetap Berbuat Baik
Nderekngaji.com - Seorang Yahudi yang buta dan miskin setiap hari duduk di sudut Kota Madinah. Setiap kali mendengar suara orang lewat di depannya, dia selalu mencaci dan menghina Baginda Nabi dengan suara yang keras, "Waspadalah kalian. Jangan dekati Muhammad. Dia orang gila, penyihir, dan pembohong besar. Bila kalian dekati, kalian pasti terpikat. Kata-katanya sangat manis."
Meski Nabi Muhammad saw. mendengar langsung cacian si Yahudi, beliau tiap pagi selalu mendatanginya saripil membawa makanan. Tanpa bicara beliau menyuapinya dengan amat sabar dan penuh kasih.
Singkat cerita, di hari wafatnya baginda Nabi Muhammad saw., si Yahudi tersebut tertawa terbahak-bahak, bukan kepalang senangnya. Tetapi, keesokan harinya, dia merasa sepi dan kelaparan. Dia selalu menunggu orang yang biasa datang memberinya makan sampai sore, tapi tak kunjung datang.
Beberapa hari kemudian sahabat Abu Bakar menggantikan kebiasaan Baginda Nabi saw. Mendatangi si Yahudi dan membawakan makanan untuknya. Di saat Abu Bakar menyuapkan makanan, si Yahudi merasakan pegangan tangan yang berbeda dengan tangan sebelumnya. Ia menepis tangan itu sambil mencari-cari dan meraba tangan yang lembut dulu itu. Kemudian Abu Bakar mengenalkan dirinya dan memberitahukan bahwa tangan lembut yang dulu menyuapinya dengan penuh kasih itu adalah sahabatku Rasulullah Muhammad saw. yang wafat beberapa hari lalu.
Seketika itu pengemis Yahudi itu menjerit dengan suara yang amat memilukan hati. Dia sangat menyesal dan mengutuk dirinya telah mencaci, membenci, dan menuduh hal-hal yang tidak pernah dilakukan Baginda Nabi. "Oh Muhammad,) engkau sungguh mulia. Hatimu sunggu lembut dan bijaksana." Di kemudian hari, si Yahudi masuk Islam.
(Disarikan dari ceramah Habib Mundzir bin Fuad Almusawa)
Baca juga : Al-Mubarak Budak yang Amanah