Istri Imam Romli dan Istri Imam Ibnu Hajar
Pada suatu hari, istri Imam Ibnu Hajar Al-Haitami ingin bermain ke tempat pemandian. Namun, Imam Ibnu Hajar belum punya uang yang cukup untuk membeli tiket masuk. Beliau pun selama bebarapa waktu mengumpulkan uang untuk diberikan kepada istrinya. Setelah uang yang terkumpul cukup untuk membeli tiket masuk pemandian, beliau memberikannya kepada sang istri. Dengan perasaan senang istrinya pun berangkat menuju pemandian.
Namun setelah istri Imam Ibnu Hajar sampai di pemandian, ia tidak diperbolehkan masuk oleh penjaga pemandian. Karena pemandian sudah disewa sehari penuh oleh istri Imam Ramli bersama teman-temannya. Mendengar hal itu, istri Imam Ibnu Hajar pun pulang dengan perasaan sedih.
Sesampainya di rumah, ia marah-marah kepada Imam Ibnu Hajar dan berkata, "Ilmu yang sempurna adalah ilmunya Imam Ramli. la mampu memberi istrinya uang yang cukup untuk menyewa pemandian selama sehari penuh. Apa gunanya ilmùmu jika kita masih dalam keadaan susah seperti ini."
Mendengar perkataan istrinya, Imam Ibnu Hajar berkata, "Keadaan fakir dan susah ini adalah pilihanku. Aku rida dengan apa yang telah Allah berikan kepadaku. Jika engkau menginginan dunia, ikutlah aku ke sumur zamzam."
Sampai di bibir sumur, Imam Ibnu Hajar mulai menimba. Ternyata, yang keluar adalah ember yang dipenuhi dengan emas. "Apakah ini sudah cukup?" tanya Imam Ibnu Hajar kepada istrinya.
"Belum," jawab istrinya.
Lalu, beliau menimba lagi dan keluarlah ember yang dipenuhi emas. Namun istri beliau masih merasa kurang. Untuk ketiga kalinya, Imam Ibnu Hajar menimba lagi dan akhirnya istrinya merasa cukup dengan ember ketiga.
Imam Ibnu Hajar memberikan pilihan kepada istrinya
antara mengembalikan semua emas ini ke dalam sumur; atau membawa semua emas itu, namun istrinya harus rela berpisah dengan Imam Ibnu Hajar. Istrinya ingin membawa emas itu, namun di sisi lain ia tidak ingin berpisah dengan Imam Ibnu Hajar. la hanya meminta sedikit dari emas itu dan tetap menjadi istri Imam Ibnu Hajar. Namun, Imam Ibnu Hajar tidak memperbolehkannya. Akhirnya, istrinya rela mengembalikan semua emas itu ke dalam sumur dan tetap menjadi istri Imam Ibnu Hajar walaupun ia hidup dalam kesusahan.
(Tuhfah Al-Asyraf, Syaikh Jamaluddin Abul Hajjaj Yusuf ibn Zakki)
Baca juga kisah : Sayyidah Fatimah Merajuk Meminta Pembantu