Hukum Orkes dan Samroh yang Menampilkan Cerita Nabi
Deskripsi Masalah
Bagaimana hukumnya orkes dan samroh yang dipentaskan di muka umum oleh kaum perempuan atau laki-laki dengan menampilkan cerita nabi-nabi atau menari-nari?
Jawaban
Hukumnya haram. Adapun samrah dan orkes yang pementasan dan tariannya tidak terdapat munkarat maka hukumnya mubah. Sedangkan munkarat yang dimaksud di antaranya:
آلَةُ اللَّهْوِ الْمَمْنُوعَةُ وَالْمُتَخَنِثِيْن مِنَ الرِّجَالِ وَالْمُتَرَجَلاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْإِهَانَةِ لِلنَّبِيِّ وَالرَّسُولِ.
Alat musik yang dilarang, orang laki-laki bergaya perempuan atau sebaliknya dan merendahkan martabat Nabi dan Rasul.
Dasar Pengambilan Hukum
a. Al-Fiqh 'ala al-Madzahib al-Arba'ah, IV/9:
وَالْمُخْتَارُ أَنَّ ضَرْبَ الدَّقِ وَالأَغَانِيَ الَّتِي لَيْسَ فِيْهَا مَا يُنَافِي الْآدَابُ جَائِزُ بِلاَ كَرَاهَةٍ مَا لَمْ يَشْتَمِل كُلُّ ذَلِكَ عَلَى مَفَاسِدَ، كَتَبَرُّجِ النِّسَاءِ الْأَجْنَبِيَّاتِ فِي العُرْسِ وَتَهَتَّكِهِنَّ أَمَامَ الرِّجَالِ وَالْعَرِبْسِ وَنَحْوِ ذَلِكَ، وَإِلا حَرُمَ.
Menurut qaul mukhtar (terpilih), menabuh rebana dan melantunkan lagu- lagu yang tak sampai menafikan adab-adab hukumnya boleh, tidak makruh, selama tidak mengandung mafasid (kerusakan), seperti penampilan perempuan non-mahram dalam resepsi pernikahan, memukaunya mereka di hadapan laki-laki, manten, dan sesamanya. Bila tidak demikian maka haram.
b. Mirqah Shu'ud at-Tashdiq, 73:
وَمِنْ مَعَاصِي الرِّجْلِ التَّبَخْتُرُ فِي الْمَشْيِ كَالتَمَايُلِ أَوْ تَحْرِيكِ الْيَدَيْنِ عَلَى غَيْرِ هَيْئَةٍ مُعْتَدِلَةٍ أَوْ نَحْو ذَلِكَ.
Termasuk maksiatnya kaki adalah (sombong dalam berjalan) seperti lenggak-lenggok, atau menggerak-gerakkan tangan di luar kebiasaan, kesederhanaan atau semisalnya.
c. Is'ad ar-Rafiq, 1/55:
أَنَّى بِمَا يُعَدُّ نَقْصًا فِي نَفْسِ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَوْ نَبِيَّ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ الْمُجْمَعِ عَلَيْهِمْ خَلْقًا وَخُلُقًا، أَوْ فِي نَسَبِهِ كَأَنْ يَقُوْلَ أَنَّهُ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ لَيْسَ مِنْ قُرَيْشٍ، أَوْ فِي صِفَةٍ مِنْ صِفَاتِهِ.
(Di antara kriteria murtad adalah) mendatangkan sesuatu yang dapat mengurangi (merendahkan) martabat Nabi Muhammad, atau salah satu dari Nabi yang telah disepakati oleh ulama tentang kenabiannya. Seperti menghina tubuh, akhlak, atau nasabnya. Seperti mengatakan Nabi Muhammad bukan keturunan Quraisy, atau menghina salah satu sifatnya.
d. Referensi lain:
- Al-Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubra, I/203.
- Sulam at-Taufiq, 13.