Dzikir Setelah Sholat itu Bid’ah?
Apakah dzikir setelah sholat itu bid’ah?
Dzikir setelah sholat merupakan kegiatan membaca tahmid, talbiyah, hauqolah, tahlil, sholawat, takbir, hamdalah, dan kalimat dzikir lainnya. Umumnya dzikir setelah sholat dikerjakan oleh umat Islam Ahlus as-sunnah wa al-jama’ah, dan khusus di Indonesia biasanya dikerjakan oleh umat Islam Nahdlotul Ulama atau biasa disebut NU. Amaliyah NU umumnya memang berfariasi, seperti houl, tahlil, maulid Nabi, dan amaliyah sunnah yang lainnya.
Namun dibalik amaliyah sunnah yang dikerjakan warga NU, tidak sedikit yang beranggapan bahwa dzikir setelah sholat dianggap bid’ah. Dikutip dari pengajian Pengasuh Pondok Pesantren Al-Khoirot, oleh KH. Ahmad Fatih Syuhud dalam kajian kitab Ibanat al-ahkam syarah bulug al-marom, beliau menjelaskan bahwa terdapat hadist yang jelas bahwa Nabi pernah melakukan dzikir setelah sholat. Beliau juga menjelaskan bahwa kalangan yang membid’ahkan dzikir setelah sholat adalah kaum Wahabi Salafi. Berikut merupakan dalil yang menunjukkan bahwa dzikir setelah sholat disunnahkan dan mendapatkan pahala bagi yang mengerjakan.
وَعَنْ ثَوبَانَ رَضِيَ اللهُ عَنهُ, كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلّي اللهُ عَليهِ وَ سَلّمَ, إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِه اسْتَغْفَرَ اللهَ ثَلَاثًا, وَ قَالَ اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَ مِنكَ السَلاَمُ تَبَارَكْتَ يَاذَ الجَلاَلِ وَالْإِكْرَامِ (رواه المسليم)
Artinya : Diriwayatkan dari sahabat Tsauban, bahwa Rosululloh ketika selesai melaksanakan sholat, beliau membaca istighfar kepada Allah SWT, dan beliau juga berdoa : Hanya Engkau Maha Pembawa Keseleamatan, dan dari-Mu pula keselamatan itu ada, semoga Engkau selalu memberikan tambahkan kebaikan kepada kami, Wahai Allah maha Agung dan Maha Mulya. (Hadist riwayat Imam Muslim).
Baca juga : Profesi Hakim Menurut Ajaran Islam
Dari hadist di atas, kita dapat mengetahui bahwa Rosululloh membaca istighfar, dan berdo’a setelah sholat. Hal ini menunjukkan bahwa dzikir setelah seholat termasuk hal yang disunnahkan dan sesuatu yang menjadi sunnah Nabi juga menjadi hukum syari;at bagi agama Islam. Bila dilihat dari tafsiran hadist ini yang ada di dalam kitab Ibanatu Al-ahkam, Pengarang kitab tersebut memberikan pola pikir yang menarik dalam menjelaskan hadist di atas, berikut keterangan yang dijelaskan oleh pengarang kitab tersebut.
Bagaimanapun seorang hamba beribadah kepada Tuhannya, mereka tetap tidak mampu untuk mengagungkan Tuhannya dengan pengagungan yang sempurna. Dan juga tidak bisa merasa bersyukur dengan rasa syukur yang sempurna. Dan seseorang yang melaksanakan sholat pasti tidak bisa terhindar dari gangguan dan rasa keraguan atau was was di dalam sholatnya. Maka dengan adanya keadaan ini, maka disyariatkanlah bagi orang muslim untuk membaca istghfar setelah selesainya sholat, tujuannya adalah sebagai penyempurna sholat kita, seperti dalam hal kekhusyukan, dan membaca istighfar setelah sholat juga sebagai penambal dari sholat yang terdapat cacat di dalamnya. Dan hal ini dilakukan setelah sholat.
Jika kita tinjau dari penjelasan mushonnif di atas, bahwa ibadah yang kita kerjakan tidak bisa sempurna kecuali mereka yang benar-benar dekat dengan Allah SWT, yakni seperti Waliyulloh para Habaib dan lain sebagainya. Oleh karena itu Islam mensyariatkan kepada ummatnya untuk berdzikir, membaca istighfar dan berdo’a setelah sholat agar sebagai penambal dari apa yang kurang dari sholat kita.
Kesimpulan dari artikel ini adalah, bahwa dzikir, dan berdo’a setelah sholat bukan termasuk bid’ah yang mana tidak ada di zaman Rosululloh, melainkan hal yang pernah dikerjakan oleh Rosululloh sendiri. Dzikir setelah sholat adalah pekerjaan yang baik, dan syariat Islam tidak pernah melarang ummatnya untuk berbuat baik, selagi tidak bertentangan dengan syariat.
Oleh Fatkhur Rohman
Artikel ini sudah diterbitkan di Buletin Ma'had 'Aly Al-Khoirot