Lima Ibadah yang Bisa Diamalkan di Bulan Rajab
Bulan Rajab, yang sering disebut sebagai bulan Allah, merupakan bulan yang dianggap mulia dalam Islam. Sebagaimana disebutkan dalam Surat at-Taubah: 36, bulan Rajab termasuk di antara empat bulan yang diberkati, bersama dengan bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram.
Imam Ath-Thabari memberikan penafsiran terhadap ayat tersebut, mengungkapkan bahwa Allah telah mengagungkan keempat bulan tersebut, menjadikannya suci dan melarang perbuatan zalim di dalamnya. Dalam konteks ini, dosa yang dilakukan pada empat bulan ini dianggap lebih berat, sementara amal kebajikan dan ibadah yang dilakukan pada bulan-bulan ini juga mendapatkan pahala yang lebih besar.
Oleh karena itu, menjalankan ibadah dan amalan selama bulan Rajab dianggap sebagai suatu kesempatan untuk mendapatkan pahala yang berlipat ganda dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Dengan memahami keutamaan bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan kualitas ibadah dan amalan mereka selama periode ini, sebagai bentuk penghormatan terhadap bulan yang dianggap istimewa dalam agama Islam.
1. Membaca Doa Rajab
Berbagai bentuk ibadah dapat dilakukan selama bulan Rajab, termasuk memperbanyak doa. Salah satu doa yang dianjurkan untuk dibaca pada bulan ini adalah:
اَللّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
"Ya Allah, berikanlah berkah bagi kami di dalam Bulan Rajab dan Bulan Sya’ban, serta izinkanlah kami untuk mencapai bulan Ramadlan."
Doa ini dapat dibaca tidak hanya selama bulan Rajab, tetapi juga dianjurkan untuk dibaca ketika bulan Sya’ban menjelang bulan Ramadlan.
2. Puasa Bulan Rajab
Berpuasa dalam bulan Rajab dianggap sebagai tindakan yang dianjurkan dalam agama Islam. Nabi Muhammad SAW sendiri dikenal sering berpuasa selama bulan Rajab.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah menyampaikan pesan mengenai puasa Rajab. Utsman ibn Hakim al-Anshari berkata, ia pernah bertanya kepada Sa’id ibn Jubair tentang puasa Rajab. Sa’id ibn Jubair menjawab bahwa ia mendengar Ibn Abbas mengatakan bahwa Rasulullah SAW secara rutin berpuasa selama bulan Rajab. Ada saat beliau berpuasa tanpa berbuka, dan ada saat lainnya beliau berbuka sehingga orang-orang berpendapat bahwa Nabi tidak sedang berpuasa. (HR. Muslim).
Baca juga : Dalil Puasa Bulan Rajab
3. Salat bulan Rajab
Amalan ini, sebagaimana dicatat oleh Imam al-Ghazali dalam karyanya Ihya’ Ulumuddin, melibatkan shalat khusus yang dapat dilakukan dengan niat shalat muthlaq. Imam al-Ghazali menyarankan langkah-langkah pelaksanaannya sebagai berikut:
Seseorang dapat berpuasa pada hari Kamis dalam bulan Rajab, kemudian menjalankan shalat sunah sebanyak dua belas rakaat di antara waktu shalat Isya dan sepertiga malam. Imam al-Ghazali meyakinkan bahwa permohonan yang diajukan dalam shalat ini akan dikabulkan. Cara melaksanakan shalat dua belas rakaat ini mirip dengan shalat sunah umumnya, yaitu dengan melibatkan dua rakaat dan satu kali salam. Oleh karena itu, dalam shalat dua belas rakaat ini, terdapat enam kali salam. Setiap rakaat setelah membaca Surat Al-Fatihah, dianjurkan untuk membaca Surat Al-Qadar sebanyak 3 kali dan Al-Ikhlas sebanyak 12 kali.
Setelah menyelesaikan shalat, disarankan untuk membaca shalawat sebanyak 70 kali, dengan bacaan allahumma shalli ‘ala Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘ala alihi. Selanjutnya, disarankan untuk sujud sambil membaca subbuhun quddusun rabbul malaikati war ruh sebanyak 70 kali. Setelah selesai sujud, disarankan untuk duduk sejenak sambil membaca rabbighfir warham wa tajawaz ‘amma ta’lam innaka antal a’azzul akram sebanyak 70 kali. Setelah itu, kembali sujud dengan membaca subbuhun quddusun rabbul malaikati war ruh sebanyak 70 kali. Setelah menyelesaikan semua langkah tersebut, mohonlah kepada Allah SWT atas hajat yang diinginkan.
Meskipun shalat ini tidak sepopuler shalat Tarawih, shalat Idul Fitri, dan Idul Adlha, namun merupakan kebiasaan yang tetap dijalankan oleh warga kota al-Quds, yang tidak ada yang rela untuk meninggalkannya. Imam al-Ghazali memberikan penjelasan bahwa meskipun dalil untuk shalat ini tidak sekuat sholat Tarawih, sholat Idul Fitri, dan Idul Adlha, namun tetap diakui dan dihargai oleh masyarakat setempat.
4. Memperbanyak Sedekah
Pahala dari perbuatan baik yang dilakukan selama bulan Rajab akan berkali-kali lipat. Hal ini juga berlaku untuk sedekah. Rasulullah SAW memberikan petunjuk mengenai pentingnya bersedekah pada bulan Rajab dengan sabda beliau:
Abdullah bin Zubair radhiyallahu 'anhuma meriwayatkan dari Nabi صلى الله عليه وسلم bahwa beliau bersabda:
"Barang siapa yang meringankan beban kesulitan saudaranya mukmin selama bulan Rajab, yang merupakan bulan Allah yang mulia, maka Allah Ta'ala akan memberikan kepadanya istana di surga Firdaus, yang luasnya sejauh pandangan matanya. Oleh karena itu, hargailah bulan Rajab, pasti Allah akan memberikan kemuliaan seribu kali lipat."
Artinya: "Jika seseorang meringankan beban kesulitan hidup saudara mukminnya selama bulan Rajab, bulan yang dianggap istimewa di sisi Allah, maka Allah akan memberikan kepadanya sebuah istana di surga Firdaus, yang luasnya sejauh pandangan matanya. Oleh karena itu, hargailah bulan Rajab, karena pasti Allah akan memberikan kemuliaan seribu kali lipat."
5. Memuliakan bulan Rajab
Bulan Rajab, sebagai bulan yang dianggap mulia, mengajarkan kita untuk memberikan penghormatan yang sepenuhnya. Memberikan kehormatan pada bulan Rajab dapat dilakukan dengan intensifikasi dalam menjalankan ibadah, seperti mengingat Allah (dzikr), membaca Al-Quran, melaksanakan sholat sunnah, memberikan sedekah, dan melakukan i'tikaf, antara lain. Apabila sebelumnya kita telah aktif beribadah, menghormati bulan Rajab berarti kita perlu menambah atau meningkatkan amal ibadah yang telah dilakukan sebelumnya. Bagi mereka yang mungkin telah melakukan banyak dosa sebelumnya, dianjurkan untuk lebih sering bertaubat (istighfar) selama bulan ini.
Dengan memberikan penghormatan pada bulan Allah ini, harapannya agar Allah melipatgandakan pahala dari amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan memberikan berkah yang melimpah bagi kita semua. Semoga doa ini diterima.