Al-Mizanul Kubra Pdf
Al-Mizan al-Kubra adalah salah satu karya dalam bidang fikih komparatif yang menonjol. Karya ini menggabungkan berbagai pendapat dari mazhab-mazhab terkemuka, yang terungkap dengan jelas dalam pengantar kitabnya. Asy-Sya’roni, penulisnya, menjelaskan, "Kitab ini adalah timbangan yang berkualitas tinggi. Di sini saya berusaha untuk menghimpun berbagai dalil yang beragam dan memperhitungkan pendapat para mujtahid dan pengikutnya dari masa lampau hingga masa kini."
Dalam konteks karya Imam Sya’rani ini, dijelaskan bahwa berbagai mazhab dalam fikih adalah penafsiran yang berada dalam cakupan syariat yang suci. Tidak ada satu pun dari pendapat-pendapat tersebut yang menyimpang dari petunjuk ilahi. Oleh karena itu, Imam Sya’rani tidak hanya menjelaskan melalui teks tulisan saja, tetapi juga menggunakan berbagai gambar dan bagan untuk mempermudah pemahaman pembaca, yang dapat ditemukan dalam materi visual yang disertakan.
Meskipun pada pandangan pertama Al-Mizan al-Kubra tampak serupa dengan karya fikih komparatif lainnya seperti Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtashid karya Ibnu Rusyd, namun terdapat klaim dari asy-Sya’roni yang menyatakan bahwa karyanya merupakan terobosan baru yang belum pernah dilakukan oleh ulama sebelumnya. Pertanyaannya adalah, apa yang menjadi landasan klaim tersebut?
Klaim ini nampaknya tidaklah tanpa dasar. Dalam pembukaan kitabnya, terdapat perbedaan yang nyata antara karya ini dengan karya-karya fikih lainnya. Asy-Sya’roni memperkenalkan pendekatan baru dalam menanggapi perbedaan pendapat antara mazhab. Ia tidak lagi berupaya untuk mengunggulkan satu pendapat dan meniadakan yang lain. Sebaliknya, ia melihat perbedaan ini dari perspektif yang berbeda, dengan memperkenalkan standar baru berupa hukum yang memberatkan dan hukum yang meringankan.
Standar ini tercermin dalam pernyataan asy-Sya’roni: "Segala sesuatu dalam syariat Islam bergantung pada perintah dan larangan. Masing-masing perintah dan larangan tersebut, menurut ulama, dapat diklasifikasikan sebagai hukum yang memberatkan atau hukum yang meringankan."
Dengan menggunakan standar ini, asy-Sya’roni secara konsisten menilai setiap perbedaan pendapat yang muncul. Ia tidak menganggap satu pendapat lebih superior dari yang lain, melainkan mengkategorikan pendapat tersebut sebagai hukum yang ringan atau hukum yang berat dalam situasi tertentu.
Cara penerapan standar ini memiliki sistemnya sendiri, seperti yang dijelaskan langsung oleh asy-Sya’roni: "Setiap tingkatan keberatan atau kemudahan memiliki perannya sendiri. Seseorang yang kuat dalam iman dan fisiknya akan dikenai hukum yang berat, baik itu hukum yang jelas dalam syariat maupun hasil ijtihad. Sebaliknya, seseorang yang lemah baik dalam iman maupun fisiknya akan mendapat hukum yang lebih ringan, baik itu berasal dari mazhabnya sendiri maupun dari mazhab lain."
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa apa yang diusung oleh asy-Sya’roni dalam Al-Mizan al-Kubra merupakan sebuah inovasi dalam bidang fikih. Ini adalah fikih yang lebih memperhatikan kondisi individu dan tingkat keimanan mereka. Hal ini menunjukkan adanya perpaduan yang jelas antara fikih dan tasawuf yang diusung oleh asy-Sya’roni. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan untuk menyatakan bahwa Al-Mizan al-Kubrâ merupakan kelanjutan dari tradisi pemikiran yang dimulai oleh Ihyâ’ Ulumuddin.
Identitas Kitab
Nama Kitab : Al-Mizan al-Kubra / الميزان الشعرانية / الميزان الكبرى
Penyusun : Imam Abdul Wahhab asy-Sya'rani