Akamul Marjan Fi Ahkamil Jan PDF

Paham Ahlussunnah wal Jamaah meyakini adanya makhluk bernama jin. Pembahasan mengenai jin sudah ada sejak zaman Rasulullah saw hingga kini. Namun, jarang ditemukan literatur yang secara khusus membahas makhluk halus ini. Hanya beberapa ulama yang secara mendalam menelaah tentang jin, salah satunya adalah Syekh Badruddin as-Syibli. Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Abdullah Badruddin as-Syibli, seorang ulama Hanafi kelahiran Damaskus, Suriah. Beliau memiliki sebuah kitab menarik yang secara khusus mengulas tentang jin, berjudul Akamul Marjan fi Ahkamil Jan. Kitab ini awalnya ditulis saat as-Syibli berdiskusi di sebuah majelis tentang pernikahan jin dan manusia. Diskusi yang berlangsung alot tersebut mendorong as-Syibli untuk menyusun kitab khusus yang membahas jin dan segala yang berkaitan dengannya, sehingga lahirlah kitab Akamul Marjan fi Ahkamil Jan (Badruddin as-Syibli, Akamul Marjan fi Ahkamil Jan, [Beirut, Darul Kutub Ilmiyah: t.t.], halaman 5).

Dalam kitab ini, Badruddin as-Syibli banyak mengemukakan fakta ilmiah tentang jin dengan metode riwayat. Pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan mengenai jin dijawab secara lengkap dalam kitab ini. Berikut adalah beberapa riwayat menarik yang diungkap oleh Syekh Badruddin As-Syibli.

  1. Apakah alam jin itu nyata? Pertanyaan ini mungkin yang paling mendasar karena semua pertanyaan tentang jin bermula dari sini. Dalam menjawabnya, Syekh Badruddin as-Syibli mengutip beberapa komentar ulama, termasuk Ibnu Taimiyah (w. 728 H) yang mengatakan bahwa tidak ada satu pun yang mengingkari keberadaan alam jin, bahkan orang kafir sekalipun. Berita tentang jin sudah tersebar dari zaman dulu. Semua orang pasti tahu bahwa jin memang nyata, kecuali beberapa golongan seperti Mu’tazilah dan para filsuf.
  2. Kapan jin diciptakan? Syekh Badruddin as-Syibli mengutip beberapa pendapat berbeda. Misalnya, Abdullah bin Amr bin al-Ash mengatakan bahwa Allah swt menciptakan golongan jin 2000 tahun sebelum menciptakan Bani Adam. Selain itu, Habib bin Abi Tsabit berpendapat bahwa iblis dan kaumnya sudah berada di bumi 40 tahun sebelum Allah swt menciptakan Bani Adam. Ibnu Abbas juga berpendapat bahwa jauh sebelum adanya Bani Adam, Allah swt menciptakan malaikat sebagai penghuni langit dan jin sebagai penghuni bumi.
  3. Apakah jin dan setan itu sama? Pertanyaan ini juga sering muncul. Apakah setan termasuk jin? Syekh Badruddin as-Syibli menjawab dengan mengutip pendapat teolog Hanafi, Ibnu Aqil, yang mengatakan bahwa setan adalah jin yang durhaka, anak keturunan Iblis. Sedangkan al-maraddah adalah jenis jin yang paling sesat dan keblinger (Akamul Marjan, [Beirut, Darul Kutub Ilmiyah: t.t.], halaman 10).

As-Syibli juga mengutip sejarawan Maliki, Ibnu Abdil Barr (w. 1071 M), yang mengatakan bahwa para teolog menyebut jin dengan beberapa istilah. Jin adalah istilah untuk makhluk halus secara umum. Jin yang bersemayam pada diri manusia disebut aamir, yang dalam konteks Indonesia mungkin disebut khadam. Jin yang memperlihatkan diri pada anak kecil disebut arwah. Jin yang buruk dan jahat disebut setan, dan jenis jin yang kuat dan hebat disebut Ifrit (Akamul Marjan, [Beirut, Darul Kutub Ilmiyah: t.t.], halaman 11).

Kitab yang hanya setebal 234 halaman ini cukup memberikan pemahaman kepada para pembaca tentang hal-hal menarik seputar jin, termasuk jenis-jenis jin dan tempat tinggal mereka. Sangat menarik untuk dibaca mengingat pemahaman tentang jin sering kali tidak berdasarkan fakta ilmiah.

Download kitabnya disini

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url